Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Sabtu, 30 April 2011

Catatan

Mantra dan Doa
Saya menggantikan kata mantra dengan doa, hal ini jelas alasannya. Bagi orang yang mengaku seorang Kejawen, tetapi mereka mengatakan doanya sebagai mantra, dapat dipastikan bahwa mereka, secara sengaja atau tidak sengaja terpengaruh oleh kelompok/golongan, yang ingin mendiskriditkan atau memutarbalikan fakta, sehingga orang menganggap bahwa Kejawen itu adalah sebagai aliran Kebatinan / Ilmu Hitam / Penyembah Berhala.

Jadi, bagi Anda yang mempelajari Agami Jawi dari sumber-sumber yang tidak jelas. Jika mereka menyebut Mantra, sebaik apapun prolog dari tulisan itu, dapat dipastikan bahwa mereka adalah orang-orang dari agama lain, yang ingin merusak makna luhurnya Agami Jawi.

Allah dan Ghusti
Kita sama-sama sepakat bahwa Tuhan sebagai “Yang Maha Pencipta” adalah Esa, sehingga seperti Air, kita pun dapat menyebut dalam bahasa Inggris; Water, atau dalam bahasa Jerman; Wasser, tetapi inti semuanya adalah sama, yakni H2O. Jadi, makna intinya adalah, jika Tuhan kita sapa dengan bahasa apapun, maka yang dimaksud adalah tetap Tuhan Yang Maha Esa. Berinteraksi dengan Tuhan Yang Maha Esa saat kita menyembahNya, merupakan hubungan yang unik bagi setiap individu. Saya pribadi menggunakan kosa kata Ghusti untuk menyembahNya.

Kanuragan
Orang-orang yang ingin menyesatkan pemahaman Agami Jawi, mereka memutarbalikan fakta, dengan menyisipkan kedalam ajaran Kejawen, yakni "metode praktis untuk melatih ilmu tenaga dalam". Padahal ilmu itu adalah, ilmu bela diri tradisional orang-orang Jawa yang disebut Kanuragan. Jadi Kanuragan sama sekali bukan bagian dari Agama Jawi, karena Agama Jawi tidak mengajarkan seseorang untuk perang. Dan anehnya, para penganut Kanuragan, ternyata banyak yang melafalkan Mantra mereka dengan bahasa Arab.

Jumat, 29 April 2011

Kejawen - Bukan Aliran Kebatinan

Agama Pendatang selalu membuat opini, bahwa Kejawen itu adalah "Aliran Kebatinan".

Hal ini dilakukan oleh Agama Pendatang, agar para penganut Kejawen yang masih muda, dan tidak tahu apa-apa, merasa malu untuk mengatakan bahwa dirinya adalah Seorang Kejawen.

Sebab, jika Kejawen itu benar-benar Ilmu Kebatinan, pernyataan diri sebagai Seorang Kejawen merupakan pernyataan yang setara dengan "Saya adalah Dukun"

Dengan opini tersebut, ternyata Agama Pendatang berhasil membuat orang-orang Jawa yang dikenal sangat mempunyai sifat merendah tersebut enggan menyatakan dirinya sebagai Seorang Kejawen.

Padahal pada kenyataanya. Dari penelitian kecil seorang dosen saya, yang seorang Profesor Doktor, menyatakan bahwa dari 100 responden (yang Paranormal), tidak ada satupun Paranormal tersebut yang membacakan mantra-mantranya dengan bahasa Jawa. Mereka - Paranormal, membacakan mantra-mantranya dengan bahasa dan tulisan Arab.

Kamis, 28 April 2011

Agami Jawi - Bukan Ilmu Kebatinan

Bagi kebanyakan orang, Kejawen hanya dianggap sebagai kebudayaan, sehingga pada akhirnya pun pengurusan Kejawen dimasukan kepada Departemen Kebudayaan.

Hal ini memang merupakan pembusukan yang terstruktur terhadap "Agami Jawi" itu sendiri.

Agama Jawi merupakan Agama yang bertumpu pada Olah Roso, atau dengan kata lain, bertumpu pada pengolahan "Bathin".

Banyak pembodohan yang dilakukan oleh Agama-agama Pendatang, karena mereka sangat berkepentingan bagi perluasan agama mereka sendiri, yang pada akhirnya mereka pun memiliki kepentingan bagi perluasan secara Ekonomi.

Istilah Batin dan Kebatinan adalah dua hal yang sangat berbeda. Tetapi dengan kepintaran Agama Pendatang memelintir itu semua, membuat nasib Kejawen seperti sekarang ini.

Olah Batin itu memiliki ruang yang luas; ada yang untuk mengenali diri sendiri yakni Olah Roso, sementara ada juga yang untuk pengobatan seperti Reiki misalnya.

Reiki saja yang jelas-jelas bukan sebuah Agama, saya pernah menanyakan kepada beberapa anggota dari komunitas mereka. Apakah Reiki itu adalah Kebatinan? Mereka dengan tegas menyatakan Olah Batin bukanlah Kebatinan, seperti yang sering dikatakan oleh orang-orang dari Agama Import.

Rabu, 27 April 2011

Reiki adalah Ilmu Kebatinan?

Cara Pengobatan Energi (energy healing / energy medicine) dengan cara menyalurkan energi ke dalam tubuh manusia yang sakit.

Reiki berasal dari kata “Rei” yang berarti kearifan spiritual, yang secara umum bermakna alam semesta. Rei dapat juga diartikan sebagai pengetahuan supernatural atau kesadaran spiritual yang merupakan kearifan yang datang dari Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mencapai kesadaran yang dapat memahami setiap orang, serta mengetahui segala penyebab masalah dan kesulitan, sekaligus mengetahui bagaimana cara penyembuhanya, dengan cara Olah Roso (Olah Batin), agar seseorang mendapatkan Energi tersebut.

Apakah dengan Olah Batin ini, maka Reiki dapat disebut sebagai Ilmu Kebatinan? Seperti yang dituduhkan oleh Agama Pendatang kepada Kejawen.

Catatan:
Kekejian Agama Pendatang memutar balikan antara makna Olah Batin dengan Kebatinan adalah ulah yang tidak terpuji. Dapat dipastikan, bahwa orang-orang yang memutarbalikan fakta tersebut, adalah bukan orang-orang yang memeluk Agama Tuhan. Atau bahkan mungkin, orang-orang tersebut justru menganut Agama Setan.

Senin, 25 April 2011

Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Mengapa kita perlu membicarakan Kosa Kata Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, hal ini mengingat banyak klaim dari beberapa Agama yang menyatakan bahwa Agama tersebut adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Kita dapat bedakan menjadi dua definisi :

1. Ciptaan Tuhan secara langsung; adalah berbagai hal yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, tanpa perantara apapun.

* Kehidupan
* Nafas
* dlsb
* Atau yang disebut juga Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa


2. Ciptaan Tuhan secara tidak langsung; adalah berbagai hal yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, melalui perantaraan manusia yang dipintarkan.

* Mobil Motor
* Agama
* dlsb
* Atau yang disebut juga buatan Manusia


Catatan :
Jadi jelas, Agama adalah buatan Manusia, karena di Indonesia saja secara formalitas ada 5 Agama, dimana satu dan yang lainnya terkadang berhantam-hantaman adu argumentasi, bahkan bunuh-bunuhan.
Kalau Agama-agama tersebut, benar-benar buatan Tuhan Yang Maha Esa, maka tidak mungkin mereka akan saling baku hantam sendiri. Memangnya Tuhan Yang Maha Esa, seorang sosiolog yang baru semester I, sehingga tidak bisa menggunakan manajemen konflik secara benar. Untuk menghindari konflik itu sendiri.

Minggu, 24 April 2011

Agama Lokal

Agama merupakan kepercayaan yang lahir dan tumbuh pada tempatnya. Oleh karena itu, secara ilmu pengetahuan yang logis (Sosiologi), menyatakan bahwa semua agama adalah pada mulanya lahir sebagai "Agama Lokal".

Memang banyak agama yang berdalih bahwa, faham mereka sudah ada sebelum bumi ini ada.

Tetapi secara nalar, hal itu dapat dibuktikan, bahwa itu hanya merupakan Omong Kosong.

Seperti kita semua ketahui, "Naluri Kehidupan" adalah "Prilaku Tertua" yang ada dalam diri manusia. Sehingga "Prilaku Naluri" tersebutlah, yang sebenarnya diakui oleh agama-agama yang ada di dunia ini, sebagai faham mereka.
Memang masuk akal, kalau faham itu diakui oleh semua agama-agama yang ada di dunia menurut tempat kelahiran dan tumbuhnya agama tersebut. Hal ini dikarenakan, dari semua agama yang ada, jika kita baca kitab sucinya dan sejarahnya, pasti semua agama berhubungan dengan Budaya Lokal-nya. Hal ini yang mewarnai agama itu sendiri.

Beberapa Negara Maju yang menggunakan Agama Lokal-nya menjadi Agama Nasional, antara lain : Jepang dan Israel.

Mengapa harus menggunakan Agama Lokal?

* Berdoa akan lebih nyaman, karena menggunakan "Bahasa Ibu" yang secara psikologis lebih menyatu dengan pikiran yang ada di otak kita.
* Gaya Hidup kita berpakaian akan lebih nyaman, karena tidak perlu merubah penampilan, hanya untuk ikut-ikutan Budaya Asing
* Bertutur Kata kita memakai bahasa sendiri
* Kita dilahirkan di Tempat dan Waktu yang telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Jadi memang Takdir kita untuk memeluk Agama Lokal
* Dengan memeluk Agama Lokal, kita akan lebih memiliki "Kearifan Lokal", sehingga tidak mengikuti kepentingan para pebisnis Agama Pendatang.
* Memeluk Agama Lokal akan lebih murah secara biaya, karena tidak perlu "Napak Tilas" ke tempat Agama Pendatang itu lahir.
* Dengan menggunakan "Agama Lokal" kita tidak perlu beradaptasi dengan Tradisi Agama Pendatang tersebut.

Jumat, 22 April 2011

Doa-doa dasar

Yang dimaksud doa-doa dasar adalah, doa yang dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan.

Bacaannya; Ghusti, hanya pada Mu aku Berpasrah, hanya pada Mu aku Berterimakasih, hanya pada Mu aku Memohon

Setelah itu, sebutkan niat kita ber-Doa. Contohnya, kita ingin memohon kesembuhan.

Ghusti, hanya pada Mu aku Berpasrah, hanya pada Mu aku Berterimakasih, hanya pada Mu aku Memohon
Ghusti, saya/aku/hamba memohon atas kesembuhan penyakit yang sudah saya/aku/hamba derita selama ini...... dlsb

Catatan :
Doa tersebut di atas, hanyalah contoh. Bukan berarti Anda harus meniru 100%. Seperti kita sepakati, bahwa hubungan setiap individu dengan Ghusti, memiliki hubungan yang unik.
Yang perlu benar-benar diingat adalah, doa Seorang Kejawen tidaklah sama seperti doa agama-agama import, yang gemar menggunakan "Kalimat Perintah" kepada Tuhan Yang Maha Esa.